Sabtu, 04 April 2009

Mengalah

Pujangga cinta :
Akan kubawakan bulan untukmu..
Kuarungi 7 samudra demi cintaku..
Aku rela mati untuk mu.
Begitu besar cinta ku hingga tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata..
Itulah konsep cinta ku.

Itulah kisah cinta punjaga yang
Sekarang banyak dianut..lewat sastra ku.

Budha Goutama (tokoh revolusioner) :
Mahligai ku dulu....
Hanya politik, supaya aku dapat mengarugi perjalanan jiwaku menjemput hakikat manusia.
Sambil bercengkrama dengan mahluk lain aku bertapa dibawah pohon boni hingga kematian mau menjemputku.
Dan aku meninggalkan artefak mantra yang hampir seluruh dunia membaca dan mengikuti ku...?
Huh..seandainya aku mengalah untuk tidak melakukan perjalan panjang ku dan hidup dengan cinta mu pujangga..apakah aku dikenang seprti ini?
Kisah ku mendunia kawan

Muhammad (tokoh revolusioner) :
Apakah kau tau pendamping hidupku ada 9, sehingga aku mampu mengabsen istri-istri ku, padahal dizaman ku untuk beristri 1000 pun boleh karena belum ada peraturan.dari 9 orang ada yang kaya,janda,cantik.tapi harta istriku aku gunakan untuk berperng, dan hampir setiap hari aku tinggalkan untuk berperang.
Seandainya konsep cintamu benar pujangga.kenapa aku tidak sedik mengalah untuk tidak meneruskan pemikiranku yang hampir seluruh dunia juga menjujung ku.

Kal mark (tokoh revolusioner) :
Apakah hati ku mati wahai pujangga cinta, dan tidak tau hakikat cinta, akibat pemikiranku, walau berujung tragis bagi mu.seandainya juga aku tidak meneruskan pemikiranku dan hidup dengan konsepmu wahai pujangga apakah artefak pemikiranku akan dianut dunia?

Lalu makna hakikat cinta...?

Penjara Suci Lan3 PWM, 28 November 2008

Selanjutnya...

Do....Re...Mi...

Mas..mas....!!
Do...
Re.....mi....
Fa...sol........
la si..
Do...
Nadanya kembali .

Mas....!
Senin....
Selasa....rabo.....kamis...
Jum’at.....sabtu....minggu..
Senin...
Mas! Harinya kembali...?

Kok lagi mas?
January....
February....maret.....april....
Mei...juni....juli...
Agustus....september....oktober...
November...desember.....
January....
Tu..kan, kembali lagi!”

Kalau ujungny kembali
Lalu...apa yang kau cari..?

Toilet, 18 Januari 2009

Selanjutnya...

November 28

(Untuk Memorialbilian)


Kenapa pandangan
Kalut kabut
Carut marut
Tertutup tuntut

Ingat waktu aku
Menjelma angin barat?
Membantu mu
Menemukan mayat Soe Hok Gei
Dilembah kasih
Lembah bandala wangi
Yang surau bertanya hidup
Juga gundah cinta...

Itulah kemampuan ku
Meramu racun yang
Membunuh ke akuan,
Aku hanya ingin mengajak mu
Menaiki tangga spiritual itu

Aku tak percaya lagi pada
Matahari dia hanya lambang
Kebiadapan sekaligus kesantunan?
Bukankah november 28
Aku menghampirimu
Kau menerima ku.
Kenapa.............?

Hari ini carut marut

Bandar Jaya, 07 February 2009

Selanjutnya...

Memo Masa Lalu

Dari jaman lamat
Kutarik kembali kotak pandora
Ditengah ....
Kriputnya jiwa
Kembali mengalun dalam telinga
Nyanyian bocah bermandi rembulan
Didepan....
Pekarangan rumah nenek
Menghabiskan musim purnama
Yang kian ranum termakan zaman
Dibelakang.....
Aku diam-diam mengitip mu
Waktu mandi
Atau sedang kau dendangkan
Alif...ba...ta.....hasil dari ngaji kita
Disamping....
Kau marah ketika kau
Mendapatiku tengah
Menggoda gadis cilik yang lain
Diatas.........
Aku ingin kembali kezaman itu
Dan menciptakan avatar baru
Sambil menikmati kopi
Tumbukan ibu.hah....???
Dibawah......
Lauatan sinar purnama
Nenek sidikit mendongeng
Atau menyiulkan lagu langgam
Yang takan hilang siulan itu
Sampai ku terlep
Lingsir wengi....ah aku lupa...



Sukanegara, 22 January 2009

Selanjutnya...

Senin, 09 Maret 2009

Kader YAng MAlang

Aku tak mengerti dengan semua ini berawal dari sebuah perjalanan yang tak pasti penuh dengan pertimbangan dan jua kesuraman.selangkah demi selangkah aku mencoba berjalan dalam ikatan dengan tekat bulat sampai sejauh ini aku bertahan. Yah… inilah suatu perjuangan kita harus bisa bertahan walau terkadang membingungkan.

Aku bingung diantara saudaraku sekarang penuh dengan rahasia bermain kucing-kucingan seakan aku tak mengerti semua itu memang aku adalah orang yang tak memiliki suatu peran apapun tapi ingat aku juga suatu tokoh yang ingin berjuang dengan saudaraku agar ikatan kita tetap jaya

Sekarang aku mulai bisa membaca semua ini apakah memang aku yang tak bisa menguikuti permainan mereka atau aku orang yang masih bodoh untuk melakukan suatu perubahan. Tuhan berilah aku jalan dengan semua ini, aku hanya ingin mereka jujur pada ikatan.

Sebenarnya apa yang ada ditempurung kepala mereka aku tak lagi melihat suatu gerakan yang konkrit, sebagian bermain dibelakang dengan maksud yang tak jelas, sebagian lagi duduk manis sekan tak punya dosa pada ikatan bahkan adalagi dengan ketidak mengertian mereka akan sebuah gerakan enggan untuk mencari tau, hanya bisa rapat dan merapat

Malam ini aku semakin tak mengerti dengan semua ini. Hanya lewat tulisan ini aku bisa mengungkap semua apa yang menyelubung dalam hati ku. Aku hanya mampu berteriak dalam hati "Apa arti semua ini". Wahai para pemimpin aku bukan lah orang bodoh yang bisa kalian permainkan. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa seandainya aku bisa hidup tanpa campur tangan mereka aku berontak demi ikatan.

Bandar Lampung, 12 September 2007

Selanjutnya...

Kenangku

Sorot mata yang tak jua kunjung lenyap
Alis matamu yang tebal
Hitam bagai arang
Menjalin satu rangkaian wajah nan ayu

Cantik….cantik..cantik..sekali
Bayang tak kunjung hilang dari buku kehidupanku
Kerudung merah jambu terakhir kita bertemu
Menceritakan dongeng pada kucing-kucing kita

Dengan bahasa yang tidak ku mengerti
Aku mencoba berbicara dengan khayalku
Menyapa halus teriring belaian angin

Cantik…cantik…cantik..sekali
Dibalik semua itu aku berharap ingin bertemu
Seperti dongeng mahkota kencantikan kau sandang
Kapankah kita akan beradu muka cantik…!!

Bandar Lampung, 20 August 2007

Selanjutnya...

Hidup

Aku melihat kucing berbentuk dewa
Berjalan dengan kain yang berisi makanan sisa
Berebut makan dengan lalat
Mengalun terangkai menjadi cerita

Nek..? apa yang nenek cari
Aku mencari kehidupan nak..!
Sambil berdo'a
Berilah aku tempat sampah yang banyak
Agar aku dan cucu ku
Bisa meredam kesengsaraan

Bandar Lampung, 20 August 2007

Selanjutnya...

Kenangan

Tak lagi aku dengar tawamu
Hilang lenyap beradu jaman
Bergulung waktu pecah poranda
Ingin ku ulang tapi tak berulang

Teringat tawa mu
Iringi kisah ku
Bercumbu dengan waktu
Tak pernah usai hari demi hari

Mengejar kupu-kupu dan masa depan
Di pematang sawah nan permai
Angin lirih dari nafasmu
Menyentuh kalbu dan hasratku

Jelas bayang mu masih melekat
Saat helai demi helai
Kuhitung rambut mu dengan jari jemariku
Kau berkata "akankah waktu akan meninggalkan kita"

Bandar Lampung, 14 Agust 2007

Selanjutnya...

Keluhan Rakyat Jelata

Tertawa tanpa dosa
Berkecamuk dalam diri akan sebuah
Ketidak sewenangan
Ketidak warasan

Hanya segelintir dunia yang kau rasa
Yang tak kekal hanya belenggu
Teriakan mu hanya membuat muak diriku
Dan menari tarian akan kebencian

Hai….orang-orang tua
Kau hanya mamapu berteriak dengan kebohongan-kebohongan mu
Lepaskan kepalan
Sampaikan belaian

Tak luput jua
Seakan kau mengerti akan penderitaan
Apa arti semua ini
Seprti malam kah yang penuh dengan kebisuan dan kebohongan

Perut besar dimana-mana
tidak pejabat
Tidak pula rakyat jelata
Politik memeng tai kucing
Busuk ba' bangkai tikus

Bandar Lampung, 14 Agustus 2007

Selanjutnya...

Pejuang 45

Tak akan musnah dari ingatan
Tak akan hilang dari tatapan
Pergulatan akan antek-antek dengan kebebasan
Peluru bagai hujan tapi langit tidak mendung
Hai kawan apa yang terjadi

Banyak Tanya anak-anak sambil menggendong mayat bapak
Seakan berteriak pada laut yang tersenyum bisu
Bapak..? bangun… bangun….. bangun
Danger suara serdadu memanggil ku apa yang harus kulakukan
Emak menangis seakan akan tiba bencana besar

Berjuta kepala mengangkat
Hanya secercah bambu ditangan
Dengan janur kuning di kepala
Berteriak.......
Kami ingin mengusir anjing-anjig itu

Bandar Lampung, 15 Agustus 2007

Selanjutnya...

HATI

Gumpalan dalam jiwa
Bertaut rasa dilembah cinta
Dengan jurang-jurang rindu

Aku rindu
Akan bulu yang ada ditubuhmu
Wanita yang selalu ku rindu
Alis tipis yang saling bertautan

Merangkai wajah nan ayu
Seperti raut mega
Dipantai losari
Merahnya seperti pipi nan mini

Sungguh mahakarya yang sangat indah
Khalayak enggan pergi
Dari mekarnya bunga dalam dirimu

Banddar Lampung, 9 Februari 2008

Selanjutnya...
Template by : syaffa my-syaffa.blogspot.com